RANGKUMAN SEJARAH KERAJAAN ACEH DARUSSALAM
Oleh : Bayu Sulistyo Pratomo (Guru Sejarah SMAN 3 Jombang)
A. Masa Awal – Latar Belakang
Berdirinya.
·
Kesultanan Aceh Darussalam berdiri
menjelang keruntuhan Kesultanan Samudera Pasai. Terletak di ujung utara pulau
Sumatera (sekarang Banda Aceh).
·
Sultan Ali Mughayat Syah (1511 – 1528) Ã Sultan
pertama/ pendiri. Pada masanya, kerajaan2 kecil yang ada di Aceh & pesisir
timur Sumatera seperti Peurelak (di Aceh Timur), Pedir (di Pidie), Daya (Aceh
Barat Daya) & Aru (di Sumatera Utara) berada di bawah pengaruh Portugis.
Lalu ia menaklukkan kerajaan2 tersebut & berhasil mengusir Portugis,
sehingga wilayah Portugis tinggal Malaka (lihat peta).
·
Sultan Iskandar Muda (1607 – 1636) Ã Mencapai masa
kejayaan. Aceh menjadi pusat perdagangan yang sangat ramai di Asia Tenggara,
dan menjadi pusat penyebaran islam di Asia Tenggara. Masanya juga banyak
meninggalkan peninggalan.
·
Sultan Iskandar Thani (1636 – 1631) Ã Menantu
Sultan Iskandar Muda. Fokus pembangunan dalam negeri. Syariat makin ditegakkan.
Tata pemerintahan diatur dalam undang2 yang disebut Adat Mahkota Alam. (Lihat
point kehidupan masyarakat)
·
Sultan Muh. Daud Syah (1874-1903) Ã
Keruntuhan
C. Bukti-Bukti / Sumber
Sejarah.
·
Hikayat Bustanus salatin ( 1637 M ) karangan Naruddin
Ar-Raniri yang berisi silsilah sultan2 Aceh.
·
Bangunan2 Kuno peninggalan
Kesultanan Aceh, seperti Gunongan, Masjid Raya Baiturrahman dll.
·
Catatan Lombard dan Penelitian
Snouck Hurgronje yang mengupas mengenai masyarakat Aceh.
·
Makam dan Nisan Sultan2 Aceh yg
tersebar di Aceh
D. Kehidupan Masyarakat
(Poleksosbud).
·
Tata pemerintahan Aceh diatur
dalam undang-undang yang disebut Adat
Mahkota Alam. Berdasarkan undang2 tersebut, Aceh dibagi dalam wilayah sagi
& wilayah pusat kesultanan. Setiap sagi terdiri dari sejumlah mukmin dan
dikepalai oleh panglima sagi yang disebut hulubalang besar.
·
Aceh disebut Serambi Mekah karena Aceh menjadi pusat penyebaran Islam di Asia
Tenggara dan untuk memperdalam Islam lebih dahulu belajar ke Aceh.
·
Masyarakat Aceh dikelompokkan
dalam 2 golongan, yaitu golongan Teuku
dan golongan Tengku. Teuku yakni golongan bangsawan, sedangkan Tengku
adalah golongan agamawan (ulama).
·
Penghasilan Aceh didapat dari sektor
perdagangan & penarikan pajak & cukai. (pajak pasar & cukai intan).
·
Di bidang sastra, Aceh melahirkan tokoh2 antara lain Syamsuddin Pasai,
Hamzah Fansyuri, Nuruddin ar-Raniri, & Abdul al-Rauf. Nuruddin ar-Raniri
menulis Bustanus Salatin (taman raja2 & adat istiadat Aceh serta ajaran
Islam). Abdul al-Rauf (Syeikh Kuala) membuat tafsir Alquran dalam bahasa
Melayu.
·
Kesultanan Aceh memiliki hubungan diplomatik dengan dinasti Usmani di
Turki (Turki Ottoman). Pada masa Iskandar Muda,
Aceh pernah mengirim utusan ke Turki Usmani
dengan membawa hadiah. Kunjungan ini diterima oleh Khalifah Turki Usman
& mengirim hadiah balasan brupa meriam & penasehat militer untuk memperkuat
angkatan perang Aceh. Aceh juga pernah meminta bantuan Turki Usmani untuk
memerangi Portugis dan juga Belanda.
E. Masa Kejayaan (Bukti +
Faktor).
·
Kesultanan Aceh Darussalam
mencapai masa kejayaannya pada masa Sultan Iskandar Muda.
·
Faktor kemajuan :
1.
Letaknya strategis di jalur
pelayaran internasional.
2.
Pelabuhan Olele di Aceh memiliki persyaratan sebagai pelabuhan dagang yang
baik.
3.
Aceh kaya akan tanaman lada.
4.
Pedagang Islam memindahkan kegiatan perdagangan dari Malaka (yang dikuasai
Portugis) ke Aceh.
5.
Dengan jatuhnya Pasai pada tahun
1524 M, Aceh Darussalam menjadi satu-satunya kerajaan yang memiliki pengaruh
besar di kawasan tersebut.
6.
Dikuasainya
gudang persenjataan Portugis yang berhasil direbut dalam setiap penyerangan.
F. Masa Keruntuhan (Bukti +
Faktor).
Faktor
penyebab kemunduran Kesultanan Aceh Darussalam:
·
Tidak adanya pemimpin yang cakap sepeninggal Sultan Iskandar Muda.
·
Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis, sehingga
pedagang Islam mengalihkan pelayaran ke Selat Sunda (di wilayah Demak) yang
menyebabkan kemunduran Aceh.
·
Daerah kekuasaan banyak yang
melepaskan diri
·
Timbul pertikaan antara golongan bangsawan (teuku) dengan golongan ulama
(tengku)
·
Taktik Devide et Impera /
politik pecah belah Belanda, yang dijalankan oleh Snouck Hurgronje, sarjana belanda yang mempelajari budaya
islam, fasih berbahasa Arab, & berpura2 menjadi muslim dengan tujuan
melemahkan Kesultanan Aceh. Kesultanan Aceh yg berdiri selama 4 abad akhirnya runtuh dan dikuasai Belanda
awal abad ke-20.
G. Peninggalan-Peninggalan.
·
Masjid Raya Baiturrahman à Sultan
Iskandar Muda.
·
Meriam pemberian dari Kesultanan
Turki Usmani
·
Lonceng Cakra Donya
·
Benteng Indrapatra
·
Gunongan à Taman
& Lingkungan Keraton
·
Rumoh Aceh à Rumah
Adat Aceh (Museum)
·
Kerkoff Peucut à Makam
perwira Belanda
·
Makam Sultan Iskandar Muda
0 comments:
Posting Komentar