Blog Sederhana

Saya Bayu Sulistyo P Guru Sejarah Pegiat Pramuka Penikmat Kopi

Story Mail Me!

About Me

Guru Sejarah
Pembina Pramuka
Pedagang Online
Who am i

Bayu Sulistyo P

Guru Sejarah

Kelahiran Jombang, 26 Mei 1991. Guru di SMAN 3 Jombang dan SMKN Mojoagung. Moto hidup: Mulat Salira Hangrasa Wani (Kenalilah diri dan Merasalah Berani). Gandrung aktivitas outdoor dan kepramukaan, penikmat kopi, benda klasik, serta buku-buku sejarah.

Alumni S1 Pendidikan Sejarah UM; Mahir Dasar dan Mahir Lanjutan Pembina Pramuka Jombang; Pernah menjadi Wakil ketua HMJ Sejarah UM 2011; Ketua KPU FIS UM 2012; Ketua pelaksana Olimpiade DAN LKTI Sejarah UM 2011; Anggota PPS Desa Sumberagung Megaluh 2019.

My Focus

Pelajaran

Sebuah catatan tentang pembelajaran Sejarah, antara pekerjaan dan kebersamaan

Perjuangan

Sebuah catatan tentang perjuangan dan pengabdian saya diluar kelas

Perjalanan

Tentang perjalanan hidup, petualang sederhana mengejar impian yang sering tertunda

Perniagaan

Tentang seorang pria bersama istrinya yang bercita-cita membangun istana

My Blog

RANGKUMAN SEJARAH KERAJAAN MATARAM ISLAM (BARU)

Oleh : Bayu Sulistyo Pratomo (Guru Sejarah SMAN 3 Jombang)


A.   Masa Awal – Latar Belakang Berdirinya.
· Kesultanan Mataram berdiri abad ke-17, di tengah Pulau Jawa, tepatnya di Kota Gede, Yogyakarta.
· Kesultanan Mataram awalnya adalah suatu Kadipaten di bawah Kesultanan Pajang.
· Bermula dari balas jasa Joko Tingkir kepada Ki Ageng Pemanahan yg telah membantu mengalahkan Aryo Penangsang. Ki Ageng Pemanahan lantas diberi tanah di Hutan Mentaok, yg menjelma menjadi Kadipaten Mataram, dibawah Kesultanan Pajang yg didirikan Joko Tingkir mengantikan Kesultanan Demak.
· Mataram kemudian menjadi Kesultanan, & bahkan pada akhirnya membawahi Pajang setelah penguasa Pajang terakhir yaitu Pangeran Benowo menyerahkan kedaulatan pada Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan yg jadi Sultan pertama Mataram Islam.



B.    Raja – Raja yang Memerintah.
· Sutawijaya, bergelar Panembahan Senopati (1588 – 1601) à Sultan pertama, wilayah sebatas Jateng.
· Mas Jolang, bergelar Prabu Hanyokrowati (1601 – 1613) à dikenal sebagai "Panembahan Seda ing Krapyak" karena wafat saat berburu di hutan Krapyak
· Mas Rangsang, bergelar Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo/ dikenal dgn Sultan Agung (1613 – 1640) à Mataram mencapai masa kejayaan.
· Amangkurat I / Putra Sultan Agung. (1645 – 1677) à Pemerintahan kurang stabil. Pada masanya, terjadi pemberontakan besar dipimpin oleh Trunojoyo, dan memaksa Amangkurat I bersekutu dengan VOC.
· Amangkurat II (1677–1680)à patuh ke VOC sehingga kalangan istana banyak yang tidak puas & berontak. Pada masanya, kraton dipindahkan ke Kartasura
· Pengganti Amangkurat II à Amangkurat III (1703-1708), Pakubuwana I (1704-1719), Amangkurat IV (1719-1726), Pakubuwana II (1726-1749).
· VOC tidak menyukai Amangkurat III karena anti VOC, sehingga VOC mengangkat Pakubuwana I (Gusti Puger) sebagai Raja. Akibatnya Mataram memiliki dua raja & menyebabkan perpecahan internal.
· Tahun 1755 ditandatangani Perjanjian Giyanti, isinya à Pemecahan kerajaan Mataram jadi 2 wilayah, yaitu Yogyakarta untuk Pangeran Mangkubumi sebagai Sultan Hamengku Buwono I & Surakarta untuk Pakubuwana III.
· Perjanjian Salatiga, pada 1757 di Kota Salatiga, Raden Mas Said diangkat sebagai penguasa atas Praja Mangkunegaran yg lepas dari Kesunanan Surakarta.
· Dengan demikian, mataram akhirnya pecah jadi 3, yaitu Yogyakarta, Surakarta, dan Mangkunegaran.


C.    Bukti-Bukti / Sumber Sejarah.
-   Babad Tanah Djawi             -  Serat Kandha
-   Serat Centini                         -  Serat Cabolek
-   Serat Dharma Wirayat       - Serat Nitipraja
-   Babad Sangkala                    - Sadjarah Dalem

D.   Kehidupan Masyarakat (Poleksosbud).
· Sekaten / upacara Sekaten berasal dari kata Syahadatain (dua kalimat syahadat), yaitu peringatan maulid Nabi Muhammad SAW yang diadakan tiap tanggal 5 bulan Jawa Mulud (Rabiul Awal tahun Hijriah) di Alun2 utara Surakarta dan Yogyakarta. Upacara ini dulu dipakai Sultan Hamengkubuwana I, pendiri keraton Yogyakarta, untuk mengundang masyarakat mengikuti & memeluk agama Islam.


E.    Masa Kejayaan (Bukti + Faktor).
· Kesultanan Mataram mencapai masa kejayaan pada masa Sultan Agung. Hampir seluruh Pulau Jawa dikuasai Mataram, kecuali Banten, Cirebon, dan Batavia yg saat itu masih dikuasai VOC.  Serangan Sultan Agung pd VOC di Batavia terjadi tahun 1628 & 1629. Tetapi kedua serangan tersebut gagal. Faktor2nya sebagai berikut:
1.    Jaraknya jauh & logistik terbatas
2.    Portugis menjanjikan bantuan dr laut, tp diingkari
3.    Kalah dalam sistem persenjataan dengan VOC
4.    Lumbung2 padi sepanjang jalan ke Batavia diketahui & dibakar VOC
5.    Munculnya wabah penyakit

· Kebijakan Sultan Agung :
1.    Menyatukan seluruh P.Jawa kecuali : Banten, Cirebon, Mataram.
2.    Mengusir VOC 2x, namun gagal
3.    Membuat kalender Jawa
4.    Memadukan unsur Islam dengan budaya Jawa
5.    Meningkatkan kesejahteraan melalui pertanian
6.    menulis kitab Sastra Gendhing
7.    Wilayah kerajaan dibedakan jadi Kutagara, Negara Agung, Mancanegara, daerah Pesisiran.


F.    Masa Keruntuhan (Bukti + Faktor).
Kemunduran Mataram Islam terjadi karena beberapa faktor. Antara lain:
1.    Kekalahan Sultan Agung dalam merebut Batavia dan menguasai seluruh Jawa dari Belanda. Setelah kekalahan itu, kehidupan ekonomi rakyat tidak terurus karena sebagian rakyat dikerahkan untuk berperang.
2.    Adanya campur tangan VOC sejak zaman pemerintahan Sultan Amangkurat 1
3.    Adanya dualisme kepemimpinan dalam Mataram sejak diangkatnya Pakubuana 1. Sehingga Mataram memiliki dua raja.
4.    Adanya perjanjian Giyanti yang memecahbelah Mataram Islam karena pertikaian keluarga/ perebutan tahta & campur tangan VOC. Politik pecah belah (Devide et Impera)


G.   Peninggalan-Peninggalan.
· Segara Wana dan Syuh Brata
· Masjid Agung Negara
· Masjid Jami Pakuncen
· Gerbang Makam Kota Gede
· Masjid Makam Kota Gede
· Bangsal Duda, dan Rumah Kalang
· Makam Raja- Raja Mataram di Imogiri, dll

RANGKUMAN SEJARAH KERAJAAN (KESULTANAN) PAJANG

Oleh : Bayu Sulistyo Pratomo (Guru Sejarah SMAN 3 Jombang)


A.   Masa Awal – Latar Belakang Berdirinya.
· Kerajaan Pajang adalah kelanjutan dari kerajaan Demak, berpusat di Jawa Tengah (Barat Kota Solo)
· Sepeninggal Sultan Trenggono, Demak mengalami kemunduran. Terjadi perebutan kekuasaan antara Pangeran Sekar Sedo Lepen (saudara Sultan Trenggono) dengan Sunan Prawoto (putra sulung Sultan Trenggono yg diangkat raja).
· Sunan Prawoto kemudian dikalahkan oleh Arya Penangsang, anak Pengeran Sekar Sedo Lepen. Namun, Arya Penangsang kemudian dibunuh oleh Joko Tingkir, menantu Sultan Trenggono yang menjadi Adipati di Pajang.
· Joko Tingkir kemudian  bergelar Sultan Adiwijaya memindahkan pusat Kerajaan Demak ke Pajang.
· Kemenangan Joko Tingkir atas Arya Penangsang terjadi berkat bantuan Ki Ageng Pemanahan, yg atas jasanya kemudian diangkat jd adipati Mataram (di Yogya), ki Ageng Pemanahan inilah yg kelak memiliki keturunan bernama Sutawijaya, pendiri kerajaan Mataram.

B.    Bukti-Bukti / Sumber Sejarah.
·  Kitab Negarakertagama à Pada abad ke-14 Pajang sudah disebut dalam kitab Negarakertagama karena dikunjungi oleh Hayam Wuruk dalam perjalanannya memeriksa bagian Barat. Sampai awal abad ke-16 kewibawaan raja Majapahit masih diakui.
·  Babad Banten à Berkisah ttg Ki Andayaningrat yg berputera 2 orang yaitu, Kebo Kenanga dan Kebo Kanigara. Meskipun Majapahit ambruk pada tahun 1625, Pengging dibawah Kebo Kenanga berdaulat terus hingga pertengahan abad ke-16. Untuk menundukkan pengging Raja Demak memanfaatkan jasa Ki Wanapala dan Sunan Kudus. Tahun 1627 Kebo Kenanga berhasil dibunuh sedangkan anaknya yaitu Jaka Tingkir kelak mengabdi ke Istana Demak untuk akhirnya mendirikan Kerajaan Pajang.
·  Babad Banyumas à Perluasan ke Timur, menunjukkan masih kuatnya Pajang menjelang akhir pemerintahan Adiwijaya.
·  Babad Tanah Jawi à Berkisah ttg sejarah raja2 di jawa, termasuk pajang.

RANGKUMAN SEJARAH KERAJAAN (KESULTANAN) DEMAK

Oleh : Bayu Sulistyo Pratomo (Guru Sejarah SMAN 3 Jombang)



A.   Masa Awal – Latar Belakang Berdirinya.
· Kesultanan Demak adalah kesultanan islam pertama di Pulau Jawa yang terletak di kampung Bintoro (sekarang Kota Demak) di pesisir pantai utara Jawa, Jawa Tengah. Demak awalnya merupakan sebuah kadipaten dibawah kekuaasaan Kerajaan Majapahit. 

Peta dan silsilah Kesultanan Demak


B.    Raja – Raja yang Memerintah.
· Pangeran Jimbun adalah anak Raja terakhir Majapahit Brawijaya V (Bhre Kertabhumi). Pangeran Jimbun adalah adipati wilayah Demak dibawah kekuasaan Majapahit, setelah islam masuk ke Demak, Pangeran Jimbun masuk Islam & berganti nama Raden Patah. Pamor Majapahit melemah, sedangkan Demak semakin berkembang berkat syiar islam dan walisongonya. Demak menjadi Kesultanan dengan Raden Patah sebagai sultan Pertama.
· Sepeninggal Raden Patah, Pati Unus menjadi Sultan kedua di usia muda. Pati Unus mendapat julukan Pangeran Sabrang Lor karena pernah memimpin armada laut untuk menyerang Portugis di Malaka (yg terletak di Utara). Usaha untuk mengusir Portugis gagal karna kalah persenjataan, dan Pati Unus meninggal di usia muda dalam serangan tersebut.
· Sultan Ketiga adalah Trenggono, Pada masanya Demak mencapai puncak kejayaan. Wilayahnya mencapai Jawa Tengah, pesisir Pantai Utara Jawa, pesisir selatan Kalimantan, Palembang, dan Jambi.
· Sepeninggal Trenggono Demak mengalami kemunduran. Terjadi perebutan kekuasaan antara Raden Kikin (saudara Sultan Trenggono) dengan Sunan Prawoto (putra Trenggono yg diangkat raja).
· Sunan Prawoto berhasil mempertahankan tahta, menjadi Sultan ke-empat. Raden Kikin terbunuh di tepi sungai sehingga dikenal dengan sebutan Pangeran Sekar Sedo Lepen.
· Pemerintahan Prawoto tidak lama karena tahta direbut oleh Arya Penangsang, anak Raden Kikin. Arya Penangsang jadi Sultan Kelima & terakhir.
· Arya Penangsang kemudian dibunuh oleh Joko Tingkir, menantu Sultan Trenggono yang menjadi Adipati di Pajang. Joko Tingkir lantas memindahkan pusat kesultanan ke Pajang (Lihat rangkuman Pajang).

C.    Bukti-Bukti / Sumber Sejarah.
·  Masjid Agung Demak
·  Berita Tome Pires à Berkunjung ke Jawa 1513 M
·  Catatan Manuel Pinto à Singgah ke Jawa 1548 M
·  Soko Tatal & Soko Guru (tiang Masjid Agung Demak)
·  Karya sastra & berbagai tradisi lisan tentang keterkaitan Demak & Majapahit


D.   Kehidupan Masyarakat (Poleksosbud).
· Pada masa Raden Patah, Kesultanan Demak menjadi pusat perdagangan & penyebaran syiar islam. Pengaruhnya hampir diseluruh pesisir Pantai Utara Jawa. Sedangkan dipedalaman pengaruh majapahit masih terasa. Perkembangan Demak erat kaitannya dengan peranan walisongo.
· Perekonomian Demak berkembang pesat disektor maritim, yang disokong hasil pertanian (agraris).
· Kehidupan sosial Demak diatur berdasarkan hukum2 islam, namun dengan tetap menghormati tradisi lokal


E.    Masa Kejayaan (Bukti + Faktor).
· Kesultanan Demak mencapai masa kejayaannya pada masa Sultan Trenggono.
· Faktor kemajuan :
1.    Melemahnya pengaruh Majapahit
2.    Dukungan kuat dari Walisongo dalam syiar Islam
3.    Menjadi pusat perdagangan & syiar Islam di Jawa
4.    Letaknya strategis di pesisir pantai
5.    Memiliki sungai sbagai penghubung pedalaman
6.    Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis
7.    Sikap terbuka Majapahit & keberadaan Raden Patah sebagai lambang penerus Majapahit


F.    Masa Keruntuhan (Bukti + Faktor).
Faktor penyebab kemunduran Kesultanan Demak :
· Terjadi perebutan tahta sepeninggal Trenggono
· Naiknya Arya Penangsang menjadi Sultan, dimana Arya Penangsang tidak berasal dari keturunan yang sah untuk menjadi Sultan Demak (dari garis selir) sehingga banyak wilayah yang kemudian melepaskan diri, dan pemerintahan tidak stabil.
· Demak akhirnya runtuh setelah Arya Penangsang berhasil ditaklukkan oleh Jaka Tingkir dengan bantuan Ki Ageng Pemanahan. Jaka Tingkir kemudian memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang dan mendirikan Kesultanan Pajang dengan gelar Sultan Adiwijaya.
· Atas jasanya, Ki Ageng Pemanahan diberikan hadiah berupa wilayah di Kota Gede, dan menjadi cikal Kesultanan Mataram.


G.   Peninggalan-Peninggalan.
· Masjid Agung Demak (oleh walisongo) 1479 M
· Pintu Bledeg, pintu utama masjid Agung Demak (oleh Ki Ageng Selo)
· Soko Tatal & Soko Guru, tiang penyangga Masjid Demak, oleh Sunan Kalijaga.
· Bedug & Kentongan, alat utk memanggil masyarakat sekitar masjid utk sholat berjamaah.
· Maksurah, dinding berukir kaligrafi penghias masjid
· Situs Kolam Wudhu, tempat wudhu musafir  & santri
· Dampar Kencana, singgasana sultan yg diubah jd mimbar khutbah.

Contact Me

Phone :

+62 857 3694 0777

Address :

Dsn. Mireng, RT 05 RW 04 Ds. Sumberagung
Kec. Megaluh Kab. Jombang

Email :

bayuhistory@gmail.com